
Terpilihnya Arif Satria sebagai rektor IPB pada periode 2017-2022, tentu membawa sinyal baik. Terutama bagi anak-anak muda yang dipersiapkan untuk mengisi area pertanian. Begitu pula untuk para dosen IPB dalam melancarkan strategi mengajar sesuai tantangan kehidupan dan ekonomi saat ini. Apa saja program yang menjadi fokus utama IPB saat ini?
Program Utama Dosen IPB

Meningkatkan Daya Minat Mahasiswa di Bidang Pertanian
Arif Satria mengatakan, bahwa daya minat mahasiswa terhadap bidang pertanian saat ini hanya 39%. Angka yang kecil, tentu saja, mengingat Indonesia terkenal sebagai negara agraris serta maritim. Padahal, kebutuhan masyarakat Indonesia pada pangan tak pernah lekang oleh waktu. Setiap saat membutuhkan. Lantas, apa yang dipersiapkan?
Pertama, memberikan beragam beasiswa. Salah satunya lewat LKP atau Lembaga Karya Pokphand. Beasiswa tersebut nantinya diberikan pada 40 mahasiswa IPB berprestasi di tiap-tiap angkatan. Bahkan program tersebut akan berlangsung hingga masa perkuliahan mahasiswa tersebut habis. Tentu syaratnya wajib memiliki nilai akademis yang stabil.
Kedua, para dosen IPB akan lebih fokus dalam memberikan pengetahuan serta keterampilan berbasis kemandirian. Mengingat misi Indonesia nantinya akan menjadi negara yang berdaulat dari segi bahan pangan. Ketiga, meningkatkan sarana dan prasarana untuk mendukung berbagai proyek penelitian di bidang pertanian.
Membidik Peluang di Era Disrupsi yang Serba Tak Pasti
Era disrupsi telah membuka banyak kemungkinan yang pada puluhan tahun sebelumnya belum begitu terasa. Untuk menghadapi hal tersebut, para tenaga pengajar IPB akan lebih kreatif lagi dalam memberikan ilmu yang mendasar pada para mahasiswa. Terutama yang berkaitan dengan kecepatan arus globalisasi agar lebih fleksibel dan adaptif.
Untuk menjawab tantangan tersebut, tentu IPB akan lebih fokus lagi terhadap perkembangan atau kemajuan teknologi. Ke depannya, sektor pertanian akan lebih mengandalkan teknologi dibandingkan cara-cara manual. Biar selaras dengan tuntutan zaman yang lebih mengedepankan cara berpikir kreatif, berorganisasi, serta menerapkan budaya kerja.
Di dalam arus globalisasi yang begitu kuat, tak ada lagi sekat-sekat. Semuanya seakan serba terhubung atau terkoneksi. Ditambah lagi dengan kemunculan tren generasi milenial yang memiliki karakter serba kekinian. Tentu proses mengajar atau mendidik mahasiswa ke depannya akan lebih menggunakan pendekatan yang serba now.
Menumbuhkan Jiwa Wirausaha pada Mahasiswa
Untuk menjawab tantangan di era disrupsi, salah satunya dengan membangun jiwa wirausaha ke masing-masing mahasiswa. Faktor ini hampir tak bisa diganggu-gugat. Kemandirian adalah hal yang hampir mutlak ada pada masa-masa sekarang. Tak heran jika sekarang banyak usaha sukses yang dimotori oleh kalangan muda nan energik.
Jika bicara wirausaha atau pembangunan dari segi SDM, maka tidak lepas dari pembangunan karakter dan mental. Para mahasiswa akan ditempa habis-habisan agar punya jiwa leadership yang kuat serta berintegritas. Sigap pula dalam mengambil peluang yang ada pada era disruptif seperti sekarang.
Seorang wirausaha di bidang apa pun, termasuk pertanian, harus punya jiwa yang mandiri. Kemudian juga sikap yang penuh tanggung jawab dan berintegritas. Untuk itulah kenapa program-program yang menjawab tantangan psikologi semacam itu akan lebih difokuskan lagi. Dengan begitu, cita-cita Indonesia sebagai negara berdaulat di sektor pangan akan mudah terealisasi.
Mengkukuhkan Fundamental IPB sebagai Knowledge Enterprise
Sudah lama sekali IPB dikenal sebagai pusat pendidikan serta penelitian di bidang pertanian dan peternakan. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya prestasi yang ditorehkan oleh para mahasiswa dan dosen-dosennya. Tidak hanya unggul di kompetisi lokal, bahkan prestasi dan nama harumnya sudah menguar hingga ke ranah internasional.
Saat ini, IPB masih menduduki rangking 100 besar dunia sebagai universitas yang fokus mengembangkan ilmu pengetahuan di cabang pertanian. Sejajar dengan Universitas Hokkaido serta Universitas Putra Malaysia. Hal tersebut tidak akan pernah tercapai tanpa kerja keras para dosen serta kecakapan para mahasiswanya dalam mengemban ilmu.
Para dosen IPB terkenal memiliki semangat dalam hal berinovasi dalam bidang pertanian dan pangan. Beberapa di antaranya bahkan pernah membuat terobosan penting seperti aplikasi terjemah tangis bayi, rekayasa genetika pada buah-buahan, dan masih banyak lagi. Keunggulan tersebut tak mungkin tercapai tanpa kerja cerdas dari para dosen dan mahasiswanya.